Pages

Monday, July 23, 2012

Bedug puasa


Pada awalnya, bedug merupakan alat bunyi tradisional sebagai tanda pemberitahuan yang berkaitan dengan peristiwa-peristiwa keagamaan, khususnya bagi masyarakat yang beragama islam. Seperti di banyak daerah di Jawa Barat, Bedug dibunyikan sebagai penanda waktu shalat, ditabuh dengan berirama menandakan dimulainya ibadah puasa Ramadhan, atau menjelang hari raya Idul Fitri atau memeriahkan suasana takbiran ketika lebaran.

Di Semua daerah di Jawa Barat, bedug memiliki fungsi yang sama, yaitu sebagaimana disebutkan di atas. Namun yang sangat menarik adalah bahwa tabuhan bedug di tiap-tiap daerah memiliki perbedaan dengan daerah lainnya, sehingga menjadikannya khas. Sehingga lahirlah sebuah istilah “Ngadulag” yang menunjuk pada sebuah keterampilan menabuh bedug. Kini keterampilan menabuh bedug telah menjadi bentuk seni yang mandiri yaitu seni Ngadulag (permainan bedug).

Di daerah Bojonglopang, Sukabumi, Seni ngadulag telah menjadi sebuah kompetisi untuk mendapatkan penabuh bedug terbaik. Kompetisi terbagi menjadi 2 kategori, yaitu keindahan dan ketahanan. Keindahan mengutamakan irama dan ritme tabuhan bedug, sedangkan ketahanan mengutamakan daya tahan menabuh atau seberapa lama kekuatan menabuh bedug. KOmpetisi ini diikuti oleh laki-laki dan perempuan.

Dari permainan inilah seni menabuh bedug mengalami perkembangan, dulu peralatan seni menabuh bedug hanya bedug, kohkol, terompet, tapi kini peralatannya pun mengalami perkembangan. Selain yang telah disebutkan di atas, kini ditambah gitar, keyboard, simbal. Uniknya lagi lagu-lagu yang dibawakan tetap bernuansa islami dengan iringan lagu Sunda, seperti Lagu Golempang, Ketuk tilu, Kulu-kulu, gelenderan dan Sengot.

Hmmm. yuk kita lestarikan…

No comments:

Post a Comment